November 14, 2024

Usia 25 bisa dibilang bukanlah usia yang muda lagi. Lantas, apa saja yang sewajarnya sudah kita miliki di usia 25? Apakah punya kendaraan pribadi? Rumah? Atau gaji dua digit? Nyatanya, usia seharusnya tidak menjadi standar bagi pencapaian kita semua. Dikarenakan, kita semua memiliki garis awal kehidupan dan masalah yang berbeda-beda. Alih-alih hanya mengejar target tersebut, lebih baik kita di usia 25 tahun bekerja sebaik mungkin serta memiliki rencana keuangan yang teratur dan tentunya disesuaikan dengan pemasukan yang kita miliki. Namun, terdapat beberapa hal yang seharusnya sudah kita miliki di usia 25 tahun.

Memiliki Pilihan Karir

Salah satu cara kita untuk dapat bertahan hidup adalah dengan memiliki karir dan pekerjaan. Sehingga rencana keuangan tetap berjalan dan kebutuhan akan terpenuhi. Namun, perjalanan karir kita akan lebih mudah dijalani apabila karir kita sesuai dengan minat dan passion yang ditekuni. Sehingga akan lebih mudah pula bagi kita untuk dapat meniti karir hingga ke jenjang yang lebih tinggi dan stabil. Di usia 25 merupakan usia dimana kita memiliki banyak kesempatan untuk mencoba dan mencari sebanyak-banyaknya pengalaman yang kita minati.

Mempunyai Persiapan Dana Darurat

Disini, mari kita menganggap di usia 25 tahun kita telah memiliki penghasilan yang tetap. Oleh karena itu, di usia ini seseorang haruslah sudah mulai menyiapkan dana darurat, dana hunian, hingga dana pensiun. Bagi kalian yang sudah menginjak usia 25 dan masih berstatus lajang, kalian dapat menyisihkan penghasilan kalian untuk dana darurat minimal setara dengan 3x pengeluaran bulanan kalian.

Berbeda dengan mereka yang telah berusia 25 tahun namun telah menikah dan telah berkeluarga, mereka disini memiliki status sebagai pencari nafkah. Maka, mereka idealnya memiliki dana darurat dengan jumlah minimal 6x pengeluaran bulanan. Hal ini dikarenakan akan terdapat banyak pengeluaran yang tidak terduga dari anggota keluarga. Misalnya saja anggota keluarga yang sakit, berkurangnya sumber penghasilan pasangan, dll.

Cara Mengatur Keuangan
Sumber: Photo by Towfiqu barbhuiya on Unsplash

Memiliki Aset Investasi

Jika telah memiliki dana darurat, maka sudah saatnya untuk menyisihkan penghasilan kalian guna membeli aset untuk berinvestasi. Akan tetapi, pastikan terlebih dahulu tujuan-tujuan dari keuangan kalian sebelum melakukan investasi. Mulai dari apa saja yang ingin kalian raih dalam waktu dekat, menegah, hingga jangka waktu yang lama. Kemudian, belilah aset sesuai dengan jangka waktu tujuan anda tersebut. Misalnya saja, kalian memiliki tujuan untuk memiliki rumah sebelum menikah. Maka dari itu, dana hunian dapat dijadikan investasi jangka pendek.

Namun, untuk jangka panjang, kalian pastinya kedepannya menginginkan untuk dapat menghabiskan masa tua dengan bebas secara finansial. Maka dari itu, kalian perlu untuk menyiapkan dana pensiun. Jangan lupa untuk menghitung estimasi pengeluaran di masa depan diiringi dengan menghitung inflasi yang terjadi. Perlu diingat pula akan resiko dan imbal hasil dalam sebuah investasi akan berbanding lurus. Bilamana resikonya rendah, maka imbal hasilnya akan rendah, begitupun sebaliknya.

Memiliki Aset Lancar yang Ideal

Jumlah aset lancar yang sewajarnya adalah 15% dari pendapatan bersih. Terdapat beberapa hal yang termasuk dalam aset yang lancar, yakni tabungan, kas, serta pemasukan yang setara dengan kas. Kata ‘sewajarnya’ disini bersifat mutlak, dengan menyesuaikan penghasilan kalian. Misalnya saja nominal Rp100 juta akan dianggap ideal bagi mereka yang memiliki penghasilan bersih sebesar Rp 660 juta. Akan tetapi, Rp100 juta tersebut akan terasa kurang bagi mereka yang memiliki penghasilan bersih Rp1 miliar.

Mempunyai Alokasi Dana untuk Manajemen Resiko

Contoh resiko yang dimaksud pada poin ini ialah sakit, maka tentunya akan ada biaya yang harus dikeluarkan. Salah satu langkah untuk mencegahnya adalah dengan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit. Namun, bilamana membahas mengenai pencegahan secara finansial, maka alangkah baiknya kita juga menyisihkan pendanaan untuk asuransi. Sehingga, bila resiko terburuk terjadi, nantinya asuransi yang akan menjadi pertolongan pertama pada masalah pendanaan kita. Dapat disimpulkan bahwa asuransi memiliki tujuan untuk melindungi keuangan kita agar skenario terburuk yakni kehilangan uang dalam jumlah besar tidak terjadi.

About Author

Monica Berliana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *