April 26, 2024

Pro Kontra G20 2022 – Pada tahun 2022, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara G20. Hal ini menjadi event yang telah direncanakan sejak jauh-jauh hari, tetapi invasi Rusia terhadap Ukraina membuat posisi presidensi Indonesia di G20 seakan terjebak di antara dua kubu. Rusia merupakan negara anggota G20 dan negara-negara anggota G20 dari kubu barat telah meminta Indonesia untuk tidak mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Jika Indonesia masih mengundang Rusia di KTT G20 yang akan berlangsung di Bali, negara-negara barat terutama Amerika Serikat mengancam untuk memboikot dan menolak datang ke KTT tersebut. Tentunya hal ini menjadi pro kontra G20 2022 sendiri karena Indonesia telah memutuskan untuk bersikap netral atas konflik yang terjadi.

Pro Kontra G20 2022
Sumber: CNBC Indonesia

Terhitung mulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022 Indonesia menjadi tuan rumah G20. Group of Twenty atau G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang dibentuk sejak dibentuk pada 1999 silam. Indonesia sendiri sebenarnya dijadwalkan untuk menjadi tuan rumah di tahun 2023, tetapi pemerintah Indonesia melakukan negosiasi dengan India dan menukar tahun. India telah sepakat untuk memegang presidensi pada tahun 2023, sehingga Indonesia dapat menjadi tuan rumah presidensi 2022.

Namun, presidensi Indonesia didapatkan di waktu yang tidak tepat, tekanan dari negara-negara barat yang menyerukan agar Indonesia mengeluarkan Rusia dari KTT G20 2022 menimbulkan banyak pro kontra G20 2022. 

Pro Kontra G20 2022

KTT G20 merupakan forum hubungan multilateral antara negara-negara anggota G20 serta Uni Eropa yang memiliki agenda utama membahas ekonomi dan climate. Pada G20 2022 sendiri Indonesia memiliki 3 fokus utama: Pemulihan pasca pandemi Covid-19 dan konektivitas antar pemerintah global; Meningkatkan literasi dan kecakapan digital menuju interkoneksi global untuk masyarakat; dan Arus data lintas negara.

Melansir dari Kompas.com, seorang pengamat hubungan internasional mengatakan, tanpa kehadiran pemimpin negara Barat ataupun Rusia, maka pertemuan tersebut akan sulit menghasilkan solusi menyusul kacaunya perekonomian dunia akibat pandemi dan perang. Adapun Pemerintah Indonesia tetap pada sikapnya untuk tidak memihak dan pertemuan di Bali itu ditujukan pada pemulihan ekonomi global yang menjadi prioritas penduduk dunia saat ini.

Pro Kontra G20 2022
Sumber: g20.org

Pakar-pakar politik dan hubungan internasional juga menyadari bahwa Indonesia berada di posisi yang sulit di antara dua kubu. Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki hak dan kewajiban untuk mengundang seluruh anggota G20 tanpa terkecuali. Oleh karena itu, keputusan pemerintah Indonesia untuk tetap mengundang Rusia untuk datang ke KTT G20 dianggap sebagai keputusan yang paling tepat.

Jika tidak mengundang Rusia, Indonesia otomatis akan dianggap berpihak pada kubu barat dan sebaliknya, kalaupun Indonesia mengundang Rusia ke pertemuan G20, bukan berarti Indonesia berpihak pada Rusia. Hal ini adalah bentuk politik Indonesia yang netral, tidak berpihak pada kubu apapun. Tentunya pilihan Indonesia sendiri menimbulkan pro kontra G20 2022. Dari kubu barat menilai keputusan tersebut tidak tepat dan Rusia sendiri mengapresiasi keputusan tersebut. 

Pasalnya pertemuan G20 sendiri memang didesain untuk membahas ekonomi global, bukan geopolitik atau pembicaraan damai. Apalagi topik pembicaraan pada G20 ini adalah pemulihan ekonomi global, jika Rusia tidak datang pemulihan ekonomi akan sulit, begitu juga jika kubu-kubu barat tidak datang. Kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah G20 2022 juga akan dinilai dari kehadiran seluruh negara anggotanya. 

Langkah Selanjutnya

Pro Kontra G20 2022
Sumber: g20.org

Kebanyakan masyarakat Indonesia menyetujui keputusan Indonesia untuk tetap mengundang Rusia ke pertemuan negara-negara G20. Hal ini menunjukkan posisi netral Indonesia di kancah internasional. Apalagi keputusan ini akan berdampak besar pada presensi Indonesia di kancah internasional.

Dalam prinsip kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif sudah saatnya diterapkan dan ditunjukkan kepada dunia. Indonesia harus dapat menunjukkan posisinya sebagai negara yang setara dengan negara lainnya dan membuat Amerika Serikat, serta kubu barat, dan juga Rusia untuk menghargai dan menghormati keputusan yang sudah diambil sebagai tuan rumah G20 tahun 2022 ini. 

Langkah yang dapat diambil oleh Indonesia untuk menghadapi pro kontra G20 2022 ini adalah untuk melobi pemerintah barat, terutama Amerika Serikat untuk menghargai keputusan yang sudah diambil Indonesia. Langkah kedua yang dapat diambil oleh Indonesia adalah melibatkan anggota G20 lainnya seperti India, Argentina, Brazil, dan Arab Saudi untuk meyakinkan kubu barat agar mengesampingan permasalahan saat ini untuk membuat KTT G20 2022 sukses. 

Dapatkan aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

About Author

Indakhila Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *