Contents
Apakah kalian sudah tidak asing dengan istilah FOMO atau Fear of Missing Out? Istilah ini seringkali diartikan sebagai rasa takut ‘tertinggal’ dikarenakan tidak mengikuti kegiatan ataupun aktivitas tertentu. Rasa takut tersebut dapat berupa takut bila tidak mengikuti apa yang dilakukan atau dimiliki oleh orang lain, misalnya saja barang baru, berkunjung ke tempat baru, dan sebagainya. Bilamana gaya hidup FOMO tidak dibatasi, maka akibatnya dapat langsung berdampak buruk pada kesehatan finansial. Lalu bagaimana caranya untuk mengatasi gaya hidup FOMO?
1. Menentukan Tujuan Finansial
Ketika kita tidak memiliki tujuan yang jelas akan bagaimana menggunakan uang yang kita miliki, maka akan sangatlah mudah uang tersebut habis terpakai. Bahkan terkadang barang yang dibeli hanyalah sesuatu untuk sedang menjadi tren semata, dan bisa saja tidak terlalu dibutuhkan. Inilah kebiasaan FOMO yang perlu dihentikan.
Maka dari itu, perlu untuk menentukan tujuan finansial yang tentunya realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan kita. Salah satu tujuan finansial yang paling penting untuk diwujudkan ialah memiliki tabungan darurat. Dari memiliki tabungan darurat ini, kalian akan merasa lebih tenang ketika mengatasi kondisi yang sifatnya darurat dan tidak terduga.
2. Membedakan Budget untuk Kebutuhan dan Keinginan
Selanjutnya perlu untuk dapat mengalokasikan keuangan yang stabil antara kebutuhan dan keinginan. Pada dasarnya, kebutuhan ialah segala bentuk barang ataupun jasa yang diperlukan untuk beraktivitas sehari-hari. Berbeda dengan keinginan yang merupakan kebutuhan lebih akan barang atau jasa yang ingin dipenuhi atas suatu hal yang dianggap kurang. Sikap FOMO tersebutlah yang membuat seseorang lebih memprioritaskan keinginan mereka daripada kebutuhan.
Untuk itu kita perlu untuk dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Baru setelah itu kita dapat menaruh budget yang sesuai, tentunya dengan alokasi budget yang lebih besar untuk kebutuhan daripada keinginan. Pastikan untuk lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari dibandingkan barang yang kita inginkan hanya karena FOMO atau takut tertinggal tren.
3. JOMO (Joy of Missing Out)
JOMO atau Joy of Missing Out sendiri merupakan sebuah perasaan puas dan senang untuk dapat menikmati hidup yang dijalani sekarang. Perasaan JOMO membuat seseorang tidak peduli akan tren yang ada di masyarakat. Pada dasarnya JOMO timbul karena puas dan bersyukur atas yang mereka miliki saat ini. Bahkan mereka cenderung akan memaksimalkan apa yang sudah mereka miliki tersebut.
4. Menerapkan Frugal Living
Frugal living ialah gaya hidup hemat agar dapat menentukan prioritas akan kebutuhan dan mengontrol keinginan. Pola pikir frugal living akan membuat seseorang dapat lebih mementingkan kebutuhannya dan memaksimalkan diri untuk dapat hidup hemat. Karena pada dasarnya, untuk menjalani gaya hidup tidak FOMO ialah melepaskan hal-hal yang kita tidak perlukan.
5. Fokus akan Masa Sekarang
Dengan memfokuskan diri di masa sekarang, maka kita akan memaksimalkan apa yang dimiliki. Karena, perasaan FOMO sendiri timbul karena kurang peduli atas apa yang dimiliki sehingga diri kita selalu merasa tidak puas. Sifat FOMO dalam diri seseorang akan merasa puas ketika mereka berhasil untuk mengikuti tren yang ada.
6. Hidup Minimalis
Menerapkan gaya hidup minimalis berarti hidup dengan memaksimalkan potensi dari barang yang kita punya. Dengan kata lain, hidup minimalis ialah menerapkan gaya hidup sederhana dengan meningkatkan kualitas hidup. Gaya hidup minimalis dapat dimulai dengan menyingkirkan hal-hal yang tidaklah penting serta tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup. Gaya hidup ini lambat laun akan mengurangi sifat FOMO.