International Monetary Fund (IMF) memperingatkan mengenai ancaman resesi 2023 besar-besaran yang mungkin terjadi kepada beberapa negara. Resesi ekonomi ini memang bukanlah suatu hal yang baru, tahun ini saja terdapat negara-negara besar yang mengalami penurunan ekonomi serta inflasi seperti Jerman, Inggris, maupun Amerika Serikat. Hal ini membuat bayangan resesi terasa semakin di depan mata.
Resesi sendiri umumnya ditandai dengan menurunnya pendapatan domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Hal yang membuat resesi semakin banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat adalah pengaruh inflasi yang terjadi hampir di seluruh dunia yang tidak diimbangi dengan naiknya tingkat ekonomi dan daya beli masyarakat. Situasi ini diperparah dengan adanya konflik Rusia – Ukraina yang membuat harga energi semakin tinggi dan mendongkrak inflasi.
Banyak negara besar yang bergantung dengan pasokan energi dari Rusia menjadi kewalahan dan menyebabkan inflasi cukup parah, terutama di benua biru. Terlihat bahwa hampir 40% jumlah pasokan energi Eropa berasa dari Rusia.
Sementara itu, Indonesia sendiri tidak terlalu terpengaruh oleh hal ini karena keterhubungan dengan rantai pasok global masih rendah, sebagaimana tampak dari sumbangan ekspor terhadap PDB yang hanya mencapai 19,79% di kuartal II 2022.
Optimisme terhadap ekonomi RI memang patut dipertahankan, tetapi hal ini bukan berarti kita tidak perlu mempersiapkan diri perihal worst case scenario yang mungkin dapat terjadi.
Prediksi Ancaman Resesi 2023
Ancaman resesi 2023 sudah di depan mata. Kondisi ini diperjelas dengan berbagai risiko yang mulai muncul di permukaan, pertanyaannya adalah apakah ekonomi Indonesia masih cukup kuat untuk menghadang laju resesi. IMF sendiri melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.
Resesi sendiri sudah dapat dipastikan akan berdampak pada ekonomi raksasa seperti benua Eropa dan Amerika Serikat. China sendiri juga akan terdampak ancaman resesi ini. Dampak melemahnya ekonomi China akan berdampak lebih besar terhadap ekonomi Indonesia.
Pasalnya, China berkontribusi terhadap ekspor-impor dengan Indonesia sangat besar. Bayangkan 33,8% impor kita dari China, dan tujuan ekspor ke China porsinya 21,8%. Sebagai bagian dari ekonomi global, Indonesia tentu saja akan terdampak resesi. Perlambatan akan merembet melalui jalur ekspor, pelemahan harga komoditas, pelemahan nilai tukar. Kondisi ini akan membuat kondisi perekonomian domestik menjadi tidak pasti, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan melemah.
Dampak Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi secara teori dapat berdampak ke berbagai ranah kehidupan sosial. Sebagai gantinya dampak tersebut juga dapat memperparah resesi yang terjadi. Berikut merupakan beberapa dampak resesi yang mungkin akan terjadi.
- Akan muncul kesenjangan antara orang kaya dan miskin serta akan semakin terasa.
- Jumlah angka pengangguran yang kian meningkat, sehingga pemerintah dituntut untuk menemukan solusi agar lapangan kerja dapat menyerap tenaga kerja kembali.
- Pengeluaran pemerintah semakin besar karena pembangunan harus terus dilakukan, sehingga salah satu langkah taktisnya adalah pemerintah harus menambah utang untuk mengakomodir biaya pembangunan tersebut
- Bagi perusahaan, untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi maka akan banyak pelaku usaha yang menerapkan kebijakan PHK kepada para pekerjanya
Melihat fakta bahwa kelak ancaman resesi 2023 ini tidak dapat dielakkan, ada baiknya pemerintah maupun masyarakat secara individu dapat melakukan langkah preventif maupun pencegahan terhadap dampak dari resesi ekonomi sehingga nantinya tidak terlalu merasakan kesulitan ketika resesi ekonomi mulai melanda, maka Detri menyampaikan perlu adanya kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus melakukan kebijakan – kebijakan pro terhadap masyarakat serta mengeluarkan kebijakan yang juga transparan.
Dari sisi terkecil seperti masyarakat, disampaikannya langkah pencegahan yang dapat masyarakat lakukan agar tidak terlalu merasakan dampak dari resesi ekonomi dimulai dengan mendata masyarakat miskin dan kurang mampu yang ada di lingkungan RT dan RW. Setelah melakukan pendataan maka masyarakat yang dirasa mampu dapat memberikan sumbangan ataupun dana swadaya yang dapat diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu tersebut secara reguler dan tentunya harus tepat sasaran.
Nikmati ragam fasilitas finansial dari Danakini dengan mengunduh aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.