March 28, 2024

Hai sahabat Danakini, tanggal 20 Mei di Indonesia memiliki makna tersendiri. Pasalnya setiap tanggal 20 Mei setiap tahunya, masyarakat Indonesia merayakan hari kebangkitan nasional. Meskipun tidak menjadi hari raya atau hari libur nasional, tetapi hari ini menjadi awal dari kebangkitan masyarakat Indonesia di tahun 1908 untuk memperjuangkan diri menjadi negara yang berdaulat dan merdeka. 

Pada tahun 2022 ini, peringatan hari kebangkitan nasional ke-114 memiliki tema “Ayo Bangkit Bersama!”. Tema ini diangkat dalam rangka seruan kebangkitan bersama bangsa Indonesia setelah berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama dua tahun lebih. Semangat Boedi Oetomo dinilai masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang masih berjuang di tengah kondisi ekonomi dunia, ketegangan geopolitik global, dan juga tentunya bergerak sedikit demi sedikit mencoba bangkit dari pandemi Covid-19.

Hari Kebangkitan Nasional: Sejarahnya

Hari Kebangkitan Nasional
Sumber: https://unsplash.com/photos/FeBhtEHc5j4

Sahabat Danakini, kebangkitan nasional Indonesia sendiri merupakan periode pada paruh pertama abad ke-20 di Nusantara (kini Indonesia), ketika rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai “orang Indonesia”. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Budi Utomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei di tiap tahunnya, sebenarnya merupakan hari lahirnya organisasi Boedi Utomo karena dari organisasi tersebut lahir citra diri sebagai Indonesia.

Pada paruh pertama abad ke-20, muncul sejumlah organisasi kepemimpinan yang baru seperti Boedi Utomo. Melalui kebijakan Politik Etis, Belanda membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia yang terpelajar. Perubahan yang mendalam pada orang-orang Indonesia ini sering disebut sebagai “Kebangkitan Nasional Indonesia”. Peristiwa ini dibarengi dengan peningkatan aktivitas politik hingga mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Faktor Pendorong Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional
Sumber: https://unsplash.com/photos/FeBhtEHc5j4

Dikutip dari disdik.grobogan.go.id, secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal yakni (1) penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan; (2) kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; dan (3) munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan. 

Sedangkan faktor eksternalnya yakni (1) timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; (2) munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme; dan (3) kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.

Edukasi Mendorong Rasa Nasionalisme

Mengutip dari Bisnis.com, Pada awal abad ke-20, orang Indonesia yang mengenyam pendidikan tingkat menengah hampir tidak ada dan sejak saat itu. Politik etis sendiri memungkinkan perluasan kesempatan pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia. Pada tahun 1925, fokus pemerintah kolonial bergeser ke penyediaan pendidikan kejuruan dasar selama tiga tahun. Saat itu posisi Indonesia masih berada di bawah kendali Belanda selama 200 tahun lebih.

Pada tahun 1940, lebih dari 2 juta siswa telah bersekolah sehingga tingkat melek huruf meningkat menjadi 6,3 persen yang tercatat dalam sensus tahun 1930. Pendidikan menengah Belanda membuka cakrawala dan peluang baru, dan sangat diminati oleh orang-orang Indonesia. Meskipun jumlah siswa yang terdaftar relatif sedikit dibandingkan dengan total kelompok usia sekolah, pendidikan menengah Belanda memiliki kualitas tinggi dan sejak tahun 1920-an mulai menghasilkan elit Indonesia terdidik yang baru.

Hari Kebangkitan Nasional
Sumber: https://unsplash.com/photos/RwZzAcRmbbI

Saat itu pemerintah Hindia Belanda lebih berfokus untuk memberikan pendidikan seputar Belanda. Namun, dari situ ide-ide barat termasuk demokrasi dan kebebasan mulai masuk dan melahirkan ide-ide baru di kalangan terpelajar di Indonesia. Selama dekade 1920-an dan 30-an, kelompok elit hasil pendidikan ini mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional. 

Meskipun hari kebangkitan nasional dirayakan saat lahirnya organisasi Boedi Utomo. Namun, penetapan waktu tersebut masih mengundang diskusi yang menimbulkan polemik. Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan lantaran keanggotaan Budi Utomo masih sebatas etnis dan teritorial Jawa. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa setelah langkah pertama diambil oleh organisasi tersebut, lahir pula organisasi-organisasi lain yang semakin menyulutkan semangat nasionalisme Indonesia.

Dapatkan aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

About Author

Indakhila Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *