November 24, 2024

Belajar Tentang NFT – Nama NFT (Non-Fungible-Token) semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini berkat popularitas “Ghozali Everyday” yang berhasil mendapatkan uang 1,5 miliar rupiah untuk foto selfie yang diambil setiap hari dalam kurun waktu 5 tahun. Bahkan berita mengenai Ghozali juga banyak disorot oleh media asing. Tidak sedikit orang yang ingin mengikuti jejak Ghozali dan banyak orang berbondong-bondong mencoba peruntungan di NFT untuk mendapatkan keuntungan besar seperti Ghozali. Ada orang yang mengunggah foto selfie seperti Ghozali, foto motor, foto KTP, dan banyak lagi. 

Namun, banyak orang yang tidak menyadari kalau tidak semua NFT dapat berakhir mendapatkan keuntungan. Layaknya layanan finansial digital lainnya NFT memiliki resiko tersendiri. Banyak orang yang ingin mendapatkan untung seperti Ghozali melupakan hal-hal ini dan tidak mempelajari NFT secara seksama. Banyak orang menganggap NFT sebagai instrumen investasi terbaru dan seperti instrumen investasi lainnya ada resiko tersendiri yang harus dipelajari sebelum terjun langsung ke dalamnya. Ada baiknya untuk belajar tentang NFT lebih lanjut. 

Belajar Tentang NFT
Sumber: https://unsplash.com/photos/yscrM1AOEKI

Saat ini masih belum bisa dipastikan apakah NFT merupakan jenis investasi terbaru. Banyak orang menilai “Ya, NFT dinilai akan menjadi instrumen investasi terbaru yang mengguncang dunia layaknya mata uang kripto”, tetapi ada juga yang menilai bahwa halnya NFT bukan sebuah instrumen investasi karena awalnya NFT diciptakan bagi seniman untuk mengunggah dan menjual karyanya secara digital. Mudahnya karya-karya (gambar, lagu, foto, GIF, dll) diubah ke dalam bentuk digital melalui NFT. 

Melansir dari CNN Indonesia, Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan terlalu dini untuk menyatakan apakah NFT merupakan instrumen investasi atau bukan. Namun, ia memberikan perumpamaan sederhana dimana NFT memiliki kemiripan dengan barang koleksi namun dalam versi digital.

“NFT bisa disamakan dengan barang koleksi atau memorabilia, tapi NFT memiliki identifikasi unik terhadap kepemilikan hasil karya seni tersebut. Pernyataan keunikan barang itu dilakukan berdasarkan teknologi Non Fungible Token (NFT),” kata Mike kepada CNN Indonesia, Selasa 18 Januari. 

Belajar Tentang NFT
Sumber: https://unsplash.com/photos/z4VuRg-ZOEg

Selain itu, berbeda dengan instrumen investasi seperti uang kripto dan reksadana, likuiditas NFT tergolong rendah. Apa itu likuiditas? Dilansir dari Investopedia, likuiditas adalah kemudahan atau kelonggaran sebuah aset atau sekuritas bisa dikonversi atau ditukar menjadi uang tunai. Selain itu, likuiditas juga berkaitan mengenai pengaruh waktu konversi menjadi nilai tunai tersebut terhadap nilai pasar sebuah aset. Likuiditas NFT tidak terlalu tinggi lantaran permintaan terhadap barang tersebut tidak tinggi. Maka, NFT tidak memiliki likuiditas yang tinggi seperti Uang kripto atau reksadana. Sebagai perbandingan, kripto dan mata uang pada umumnya memang lebih likuid, sebab mata uang diperdagangkan secara aktif dan memiliki pasar yang begitu luas.

Lebih lanjut melansir kembali dari CNN Indonesia, menurut  Mike Rini Sutikno “Karakter mata uang biasa dengan digital, berbeda dengan NFT. Makanya kripto bisa dipertukarkan dengan rupiah dan dolar AS, kalau NFT itu justru diperjualbelikan dengan dolar AS atau rupiah. Sehingga frekuensinya jauh lebih sering (kripto atau mata uang) dibandingkan NFT”.

Namun demikian, harga NFT bisa saja lebih tinggi dibandingkan mata uang. Hal ini disebabkan oleh karakteristik NFT bisa saja tidak dimiliki mata uang dan kripto seperti keunikan, kelangkaan, dan terkadang memiliki nilai historis yang berharga. Karakteristik NFT yang memperjual belikan seni yang tidak memiliki valuasi harga seperti barang lainnya membuat harga sebuah produk di NFT bisa melonjak sangat tinggi. Apalagi saat kita membandingkan dengan nilai historis, kelangkaan, dan faktor lainnya yang bisa meningkatkan harga produk. 

Belajar Tentang NFT
Sumber: https://unsplash.com/photos/dAmHWsRYP9c

Jika NFT dikategorikan sebagai instrumen investasi, maka resiko yang ada sangat besar. Tidak seperti uang kripto, reksadana, atau jenis investasi lainnya yang harganya dipengaruhi dari ekonomi dan situasi pasar, harga produk di NFT dipengaruhi oleh faktor suka, popularitas, dan emosional. Faktor-faktor yang sulit diprediksi dan sangat mudah untuk berubah-ubah. Atas dasar tersebut harganya hanya bisa dinilai oleh kolektor. 

Dasar-dasar tersebut membuat banyak pakar-pakar keuangan menilai bahwa NFT bukan termasuk sebagai salah satu instrumen investasi. Oleh karena itu, banyak orang yang perlu menyadari bahwa hanya sekadar menjual seni di NFT bukan berarti Anda akan mendapatkan uang dengan mudah. Butuh konsistensi dan kesabaran untuk mendapatkan harga yang tinggi. Ambil contohnya dari Ghozali yang baru mendapatkan hasil yang maksimal setelah 5 tahun lebih menjual foto selfienya. 

Setelah Anda memahami proses dan cara kerja dari NFT Anda juga harus mengetahui biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menjual seni Anda. Tentunya ada banyak faktor lainnya yang perlu Anda pertimbangkan. Perlu dipahami bahwa NFT bukan instrumen investasi yang akan menjamin Anda mendapatkan keuntungan instan. Itulah sedikit mengenai NFT semoga dapat membantu Anda. Untuk belajar tentang NFT lebih lanjut, Anda dapat mengecek artikel-artikel lainnya.

Dapatkan aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

About Author

Indakhila Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *