Akhir-akhir ini berita mengenai saham Facebook anjlok banyak membuat investor sampai masyarakat terkejut. Pasalnya Facebook merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Perusahaan yang berganti nama menjadi Meta ini mengalami penurunan harga saham yang cukup drastis yaitu sebesar 26%. Harga saham ini anjlok setelah perilisan laporan keuangan perusahaan tersebut. Melansir dari CNN Indonesia, pada Rabu malam, Meta melaporkan penurunan laba yang jarang terjadi, didorong oleh pengeluaran untuk visinya terhadap Metaverse, sekaligus menghadapi tantangan periklanan pada layanan yang ada. Penurunan harga saham Facebook juga diikuti dengan penurunan harga saham perusahaan teknologi lainnya seperti Etsy, Pinterest, Twitter, dan Amazon.
Nyatanya tidak hanya Facebook yang pernah mengalami penurunan harga saham yang cukup drastis. Ada beberapa perusahaan baik perusahaan asal Indonesia, maupun perusahaan-perusahaan negara lain yang mengalami penurunan harga saham yang cukup besar. Misalnya di tengah wabah COVID-19, PT Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan drastis dari penutupan perdagangan 27 Desember 2019 lalu, harga saham ASII berada di level Rp 6.925 per lembarnya. Lalu pada penutupan perdagangan 23 Maret 2020, harganya terpangkas tinggal Rp 3.520.
Situasi saham Facebook anjlok akhir-akhir ini dan penurunan harga saham lainnya juga mengundang beberapa pertanyaan dari masyarakat awam. “Apa sih yang menjadi faktor perubahan harga saham?”. Istilah saham sudah bukan suatu hal yang asing lagi.
Menurut Kompas.com, saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa mengklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Artinya, pemegang saham berapapun jumlah lembar yang dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham sendiri juga merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang sangat populer di Indonesia.
Kenaikan dan penurunan harga saham disebabkan dari sifat saham yang fluktuatif atau dapat berubah-ubah. Sifat tersebut yang membuat harga saham dapat turun semalam dan mendadak bisa menjulang tinggi. Lalu, apa sih hal-hal yang memengaruhi harga saham? Berikut merupakan beberapa alasannya.
Baca Juga: Investasi Saham Naik Daun: Ini Arahan Dari Otoritas Jasa Keuangan
Penyebab Perubahan Harga Saham
Dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun. Secara umum ada beberapa faktor yang memengaruhi naik turun harga saham suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan.
Faktor Eksternal
1. Kondisi Fundamental Ekonomi Makro
Kondisi fundamental ini mengacu pada situasi-situasi seperti terjadinya inflasi, Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga faktor ekonomi dan politik negara.
2. Berita dan Informasi
Media juga memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan di salah satu bursa atau saham. Kepanikan ini akan menuntut investor untuk melepas (menjual) sahamnya. Kembali pada hukum permintaan dan penawaran. Kondisi ini akan menyebabkan tekanan jual, sehingga harga saham akan turun. Fenomena ini sering disebut sebagai panic selling.
Hal ini juga tercermin saat harga saham Facebook anjlok. Media memiliki peran yang cukup besar membuat berita tersebut menyebar dan menimbulkan kepanikan di kalangan investor.
3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.
4. Manipulasi Pasar
Penyebab naik turun harga saham juga bisa disebabkan karena manipulasi pasar. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham. Manipulasi ini biasanya dalam bentuk rumor, tetapi faktor yang satu ini biasanya tidak bertahan lama.
Faktor Internal
1. Fundamental Perusahaan
Faktor fundamental perusahaan adalah faktor utama penyebab harga saham naik atau turun yang harus selalu dicermati dalam berinvestasi saham. Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sedangkan saham dari perusahaan yang memiliki fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.
2. Aksi Korporasi Perusahaan
Aksi korporasi yang dimaksud disini berupa kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.
3. Proyeksi Kinerja Perusahaan Pada Masa Mendatang
Performa atau kinerja perusahaan dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan. Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku / Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.
Misalnya salah satu alasan harga saham Facebook anjlok adalah penurunan keuntungan Facebook berdasarkan laporan keuangan yang mereka keluarkan. Hal ini memberikan proyeksi kinerja buruk dari perusahaan dan akhirnya memengaruhi harga sahamnya.
Dapatkan aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.