April 25, 2024

Sahabat Danakini mungkin sudah familiar dengan istilah inflasi sebelumnya. Namun, apakah Anda sudah mengenal fenomena shrinkflation? Istilah yang menggambarkan fenomena yang serupa dengan inflasi, tetapi tidak sama.

Mengutip dari laman Bank Indonesia, Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Mengenal Fenomena Shrinkflation
Photo by MK +2 on Unsplash

Sementara itu, shrikflation mengacu pada trik yang sering digunakan oleh bisnis untuk mengimbangi dengan laju inflasi tanpa mengubah harga produk. Seperti namanya, daripada mengubah harga, hal yang diubah adalah ukuran dari suatu produk menjadi lebih kecil. Biasanya hal ini banyak digunakan oleh produsen makanan untuk menghemat bahan baku dan tidak perlu mengubah harga. Melepas dari hal tersebut, mari kita lebih mengenal fenomenal shrinkflation ini.

Bukan Perkara Baru

Dari kertas toilet hingga makanan instan, produsen secara diam-diam mengecilkan produk tanpa menurunkan harga. Melansir dari Kompas.com, Di Amerika Serikat, sekotak kecil tisu yang beberapa bulan lalu memiliki 65 lembar kertas tisu, kini hanya 60 lembar. Yogurt Chobani Flips menyusut dari 5,3 ons menjadi 4,5 ons. Di Inggris, Nestle memperkecil kaleng kopi Nescafe Azera Americano dari 100 gram menjadi 90 gram. Sementara di India, ukuran sebatang sabun cuci piring Vim diperkecil dari 155 gram menjadi 135 gram.

Fenomena ini bukanlah perkara baru. Namun, seiring meningkatnya tingkat inflasi yang mengakibatkan kenaikan harga bahan baku, banyak perusahaan yang bergulat untuk tetap mempertahankan keuntungan, tanpa harus menaikkan harga produk. Selain produk sediri, fenomena shrinkflation juga dapat mengacu pada perubahan ukuran packaging yang menjadi lebih kecil.

Mengenal Fenomena Shrinkflation
Photo by m. on Unsplash

Hal ini mengingat bahwa kenaikan harga barang terhadap konsumen sering dibalas dengan reaksi yang negatif. Selain itu, kenaikan harga juga sering mengakibatkan penurunan jumlah konsumen. Oleh karena itu, trik ini sering digunakan oleh produsen dan perusahaan untuk tetap mempertahankan keuntungan, tanpa menaikan harga.

Apakah Shrinkflation Merupakan Trik untuk Mengelabuhi Publik?

Dorongan untuk melakukan “shrink lation” ini karena pelanggan akan mengetahui jika terjadi peningkatan harga, tetapi tidak akan menyadari adanya perubahan berat kemasan atau rincian kecil seperti jumlah lembaran tisu yang berkurang. 

Perusahaan-perusahaan tersebut juga menyadari bahwa mereka juga dapat menggunakan trik untuk mengalihkan perhatian publik dari perampingan kemasan, seperti menandai paket yang lebih kecil dengan label baru yang cerah dan tetap menarik perhatian pembeli. Hal ini tentunya dapat menjadi hal yang menguntungkan bagi perusahaan.

Walaupun trik ini sering dilakukan tanpa pengumuman secara langsung ke publik, fenomena shrinkflation tidak bertujuan untuk mengelabuhi publik, melainkan hal ini merupakan respon dari perusahaan atas kelangkaan sumber daya dan bahan baku. Namun, tetap saja banyak publik yang menganggap hal ini tidak jauh berbeda dengan inflasi dan sama saja akan merugikan publik. 

Solusi Lain yang Dapat diambil Oleh Bisnis untuk Menghadapi Inflasi

Photo by Medienstürmer on Unsplash

Tidak hanya masyarakat umum saja yang terimbas oleh dampak inflasi, perusahaan dan produsen suatu barang juga mengalami kendala ini. Oleh karena itu shrinkflationsering menjadi solusi terbaik untuk diambil oleh bisnis. Namun, selain itu, terdapat beberapa solusi yang dapat diambil oleh pebisnis.

Mencari Alternatif Bahan Baku

Langkah pertama yang dapat dicoba adalah dengan mencari alternatif bahan baku baru dengan harga yang lebih sesuai. Namun, dalam situasi inflasi dimana harga barang-barang meningkat secara bersamaan, alternatif ini bisa cukup sulit untuk dilakukan.

Efisiensi Komponen Biaya Lain

Misalnya, mengurangi biaya promosi berbayar dan cari promosi gratisan. Anda bisa memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berjualan. Coba pelajari, Penerapan CRM Data untuk Meningkatkan Promosi Media Sosial.

Shrinkflationmemang telah menjadi fenomena yang semakin banyak ditemui oleh orang-orang, terutama di tengah-tengah inflasi. Mengingat menurut pakar inflasi yang terjadi saat ini mungkin akan berlangsung cukup lama, tidak ada salahnya bagi sahabat Danakini untuk lebih mengenal fenomena shrinkflation yang mungkin akan semakin sering ditemui. 

Nikmati ragam fasilitas finansial dari Danakini dengan mengunduh aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

About Author

Indakhila Putri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *