Site icon Blog Danakini

Hubungan China Dan Taiwan, Sejarah Panjang Konflik Dua Tiongkok

Hubungan China dan Taiwan

Photo by Liam Read on Unsplash

Sahabat Danakini, kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi ke Taiwan berujung dengan kembali memanasnya hubungan China dan Taiwan. 

Pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok menganggap kunjungan ini sebagai bentuk provokasi besar dan mereka telah mengeluarkan peringatan kepada AS dan Nancy Pelosi sendiri. Kunjungan ketua DPR Amerika Serikat ke-60 tersebut menjadi kunjungan yang banyak dilirik tidak hanya oleh China dan Taiwan, tetapi juga oleh negara-negara lainnya. Pasalnya Nancy adalah pejabat AS dengan jabatan tertinggi yang pernah mengunjungi Taiwan selama 25 tahun terakhir. 

Namun, hubungan China dan Taiwan memang telah memburuk sejak lama. Hingga saat ini Pemerintah China menganggap Taiwan sebagai wilayahnya yang memiliki daerah autonomi sendiri. 

Photo by Denny Ryanto on Unsplash

Status Taiwan di dunia internasional juga menjadi sebuah tanda tanya besar. Hanya ada total 15 negara yang mengakui kedaulatan Taiwan sebagai negara dan memiliki hubungan diplomatik resmi dengan wilayah tersebut. Taiwan sendiri juga bukan anggota resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bahkan Taiwan baru dapat mengikuti ajang internasional seperti Olimpiade atau organisasi seperti APEC dengan menggunakan nama “Chinese Taipei”. 

Lalu apa alasan di balik status abu-abu dari Taiwan? Mengapa kebanyakan negara tidak mengakuinya sebagai negara berdaulat. Padahal, Taiwan sejak lama telah berfungsi layaknya sebuah negara yang memiliki wilayah, warga, hingga mata uang sendiri.

Perang Saudara

Melansir dari Kompas.com, Perang Saudara China terjadi pada tahun 1945-1949, melibatkan Nasionalis Kuomintang di bawah Chiang Kai-shek dan Komunis pimpinan Mao Zedong. Selama Perang China-Jepang II (1937–1945), China secara efektif dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu China Nasionalis di bawah kendali pemerintah, China Komunis, dan wilayah yang diduduki Jepang. Masing-masing pada dasarnya saling bermusuhan, meskipun pasukan militer China seolah-olah bersekutu di bawah panji Front Persatuan.

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Kekalahan Jepang pada perang dunia ke-2 membuat kubu nasionalis dan partai komunis di China semakin bersaing untuk menjadi dominan. Hal ini juga dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk saling berebut daerah-daerah vital di daratan China. Konflik ini berujung perang besar yang menelan 8 juta jiwa dari militer dan warga sipil.

Kemudian, pada tahun 1949, kubu nasionalis China kalah perang dengan partai komunis. Setelahnya, para pendukung kubu nasionalis yang dipimpin Chiang Kai-shek melarikan diri ke Taiwan. Namun, di sana Chiang Kai-shek justru mendeklarasikan pemerintahannya sendiri.

Terbentuknya Dua Tiongkok

Sejak kubu nasionalis membentuk dan mendeklarasi negara sendiri, hubungan China dan Taiwan yang dipisahkan oleh lautan menjadi titik tegang dari kedua Tiongkok tersebut. China daratan secara resmi bernama People’s Republic of China (Republik Rakyat Tiongkok) dan Taiwan yang secara resmi bernama Republic of China sama-sama mendeklarasikan diri sebagai pemerintahan China yang sah.

Pada awalnya sendiri kubu barat seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang mengakui Taiwan sebagai satu-satunya pemerintahan China yang sah. Hal ini mereka lakukan karena mendukung gerakan nasionalis dan mencegah terjadinya penyebaran ideologi komunis di negara tersebut.

Photo by Damon Chua on Unsplash

Namun, sejak pemerintahan di China daratan semakin berkembang, begitu juga dengan kemampuan ekonominya. Negara asal panda tersebut menawarkan kerja sama ekonomi yang menggiurkan dan perlahan-lahan negara-negara barat yang mendukung Taiwan sebagai satu-satunya pemerintahan China yang sah mulai menarik diri agar dapat menjalankan bisnis dengan China. Hal ini karena China tidak akan melakukan kerjasama ekonomi dalam bentuk apapun dengan negara yang mengakui kedaulatan Taiwan.

Perlahan-lahan hal tersebut membuat status unik milik Taiwan. Sebuah wilayah yang berfungsi layaknya negara, tetapi tidak sepenuhnya dapat disebut sebagai negara sendiri. Indonesia sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun, masih menjalankan kerjasama dalam bentuk ekonomi, pendidikan, dan lainnya tanpa mengakui kedaulatan Taiwan sebagai negara. 

Hubungan China dan Taiwan Saat Ini

Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan mulai membuat perbincangan mengenai status Taiwan di mata dunia internasional semakin dipertanyakan. China di bawah pemerintahan Xi Jin Ping juga semakin gencar untuk mendeklarasikan Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menggunakan cara apapun untuk membuat Taiwan tunduk.

Photo by Javier Quiroga on Unsplash

Sejak kedatangan Nancy Pelosi ke Taiwan, China mulai melakukan sejumlah aksi militer yang dibuat untuk menggertak dan mengecam kedatangan wanita berusia 80 tahun tersebut. China melalui juru bicaranya menegaskan bahwa langkah yang diambil oleh Amerika Serikat akan membawa petaka. China juga mulai menarik diri dari kerjasama bisnis yang dilakukan dengan Taiwan.

Sontak hal ini membuat hubungan China dan Taiwan mencapai titik terpanas selama belakangan tahun terakhir. Saat ini kebanyakan masyarakat China menganggap Taiwan memang merupakan bagian dari negara raksasa tersebut. Namun, kebanyakan mempertanyakan langkah militer yang diambil pemerintah. Sementara itu, masyarakat Taiwan sendiri kebanyakan ingin mempertahankan status quo saat ini.

Nikmati ragam fasilitas finansial dari Danakini dengan mengunduh aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

Exit mobile version