April 19, 2024

Beberapa hari di awal bulan Juni 2022, masyarakat dihebohkan dengan pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dengan mengatakan rencana pemerintah untuk menaikkan harga tiket Borobudur menjadi Rp750 ribu/orang untuk turis lokal. Sementara, untuk wisatawan asing, tiket masuk ditetapkan sebesar 100 dollar AS atau setara dengan Rp1,45 juta. 

Kenaikan Tiket Borobudur
Sumber Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Perlu diketahui bahwa harga yang mengalami kenaikan ini berlaku bagi pengunjung yang ingin naik ke atas bangunan Candi Borobudur. Sedangkan bagi pengunjung yang hanya ingin berjalan-jalan di pelataran candi, harga tiket masih berlaku seperti harga normal, yaitu Rp50 ribu untuk turis lokal dan 25 dollar AS atau setara dengan Rp365 ribu untuk wisatawan asing.

Alasan Kenaikan Tiket Borobudur

Dari hasil pembahasan antara Edy Setijono, selaku Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), dan pemerintah pusat, ada beberapa alasan mengapa berencana untuk menaikkan harga tiket Borobudur. 

Untuk melindungi bangunan candi

Berdasarkan dari data yang dipegang oleh Edy, sebelum pandemi terjadi, pengunjung yang naik ke bangunan candi mencapai 10 ribu orang per harinya. Hal ini berdampak pada banggunan Candi Borobudur yang mengalami pengikisan dan penurunan. Guna untuk melindungi bangunan candi, kuota pengunjung Candi Borobudur yang dapat naik dibatasi menjadi 1.200 orang saja per harinya.

“Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto nggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Karena ada aspek konservasi tadi,” kata Edy.

Untuk mewujudkan sinergi antara wisata dan konservasi

Saat ini, pemerintah sedang berbenah di sektor industri pariwisata dengan tetap memperhatikan budaya dan konservasi. Dengan diberlakukannya kenaikan tiket Borobudur, diharapkan ada filter antara pengunjung di pelataran dan bangunan candi agar harapan sinergi antara wisata dan konservasi dapat terwujud.

Sumber Foto: Kompas / Ferganata Indra Riatmoko 

Melihat kebijakan ini, pengelola membantah bahwa kenaikan tiket Borobudur diberlakukan untuk tujuan komersil. Hal ini diperkuat dengan akses khusus bagi pelajar yang tetap dengan tarif Rp5 ribu untuk naik ke atas candi, karena tujuannya untuk belajar. 

Stimulasi untuk warga lokal

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dengan diberlakukannya kenaikan tiket Borobudur, pemerintah juga berharap agar pelaku UMKM akan mendapat efek positifnya. Ia berharap, dengan menyebarnya pengunjung ke sekitar candi, perekonomian lokal dari UMKM yang ada di sekitar kawasan candi akan bangkit. Selain itu, diharapkan juga akan tercipta lapangan kerja baru bagi warga lokal di sekitar Borobudur untuk menjadi pemandu wisata.

“Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide warga lokal di sekitar kawasan Borobudur, ini dilakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini,” kata Luhut.

Kenaikan Tiket Borobudur Ditunda

Tahap selanjutnya yang akan dilakukan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, selaku Menko Marves, dalam kebijakan kenaikan tiket Borobudur adalah menundanya selama satu tahun. Hal ini dilakukan karena pemerintah ingin melakukan evaluasi terkait pengelolaan Candi Borobudur terlebih dahulu. 

“Setahun lagi. Pokoknya studinya itu Pak Odo (selaku Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu) yang paten, yang tanggung jawab, saya yang buat keputusan,” ucap Luhut. 

Sedangkan mengenai naik turunnya tiket Borobudur, sejauh ini Luhut sudah membandingkannya dengan tiket pariwisata dunia dan didapatkan bahwa harga tiket Candi Borobudur memang berkisar Rp750 ribu. 

“Ya kita liat nanti, kita dengarkan lagi pendapat masyarakat. Tapi itu sudah kita bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira-kira segitu,” tambah Luhut. 

Sumber Foto: Dok. Pemprov Jateng

Setelah diumumkannya kebijakan mengenai kenaikan tiket Borobudur, banyak kalangan yang melontarkan protesnya. Salah satunya adalah Tulus Abadi, selaku Ketua Pengurus Harian YLKI, yang menilai alasan pemerintah untuk menaikkan tarif tiket demi menjaga kelestarian candi adalah keputusan yang kurang tepat. 

“Kalau memang tujuannya hanya untuk menjaga kelestarian Borobudur, ya jangan dengan tarif yang tinggi dong,” ucap beliau dalam status Whatsapp-nya, pada Senin (6/6) lalu. Menurut Tulus, upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga kelestarian Candi Borobudur adalah memaksimalkan penjualan tiket secara online. Dengan begitu, kapasitas pengunjung dapat dikontrol secara lebih mudah. 

Itulah penjelasan mengenai kenaikan tiket Borobudur. Menurut Sahabat Danakini bagaimana?

Dapatkan aplikasi Danakini melalui Apps Store dan Play Store.

About Author

Jovita Christie

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *